google8e706b55941b4797.html More Than Geography: Horison Tanah

Senin, 11 April 2011

Horison Tanah


Horison  tanah  adalah  lapisan atau  bahan  tanah  yang kurang  lebih sejajar dengan permukaan bumi dan  berbeda  dari lapisan  di sebelah atas ataupun bawahnya yang secara  genetik ada  kaitannya.  Perbedaan itu dapat  bersifat  fisik,  kimia, biologik,  atau  ciri-ciri seperti warna,  struktur,  tekstur, konsistensi, macam dan jumlah organisme yang terdapat, tingkat kemasaman atau kealkalian, dan sebagainya.
Simbol Horison Tanah; Horison  dan  atau  lapisan utama  tanah  diberi  simbol dengan  horuf  kapital O, A, E, B, C, dan R.  Keterangan  dari masing-masing horison tanah utama adalah sebagai berikut:
O adalah simbol untuk horison atau lapisan yang didominasi oleh bahan organik.
A adalah  simbol  untuk horison tanah mineral  yang  terbentuk pada tanah lapisan atas atau dibawah horison O, yang  menunjukkan hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan memperlihatkan satu atau lebih sifat berikut:
  (1) dicirikan oleh akumulasi bahan organik terakumulasi, bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral dan tidak didominasi oleh sifat-sifat yang merupakan karaktristik horison E atau B.
  (2) memiliki sifat-sifat yang diakibatkan oleh pengolahan tanah, penggembalaan, atau gangguan lain yang sejenis.

E adalah simbol untuk horison yang mengalami proses  pencucian maksimal,  dicirikan oleh warna yang lebih terang dari  pada horison  B yang terletak di bawahnya. Umumnya terdapat  pada tanah Spodosols, dijumpai di daerah dataran berawa di  Sumatera  atau  Kalimantan. Pencucian  yang  diakibatkan  proses eluviasi  menyusutkan kandungan lempung silikat, besi,  aluminium,  atau  kombinasi senyawa  lainnya  dan  meninggalkan butir-butir pasir hingga debu.
B adalah simbol untuk horison yang terbentuk di bawah  horison A,  E,  atau  O yang telah  mengalami  perkembangan  horison hingga  mencirikan  hilangnya seluruh  atau  sebagian  besar struktur  batuan asli dan menunjukkan satu atau lebih  sifat berikut:
(1) Penimbunan  iluviasi lempung silikat,  besi,  aluminium, humus, karbonat, gips, silika, atau kombinasinya,
(2) Gejala menyusutnya kandungan karbonat (CaCO3, MgCO3),
(3) Penimbunan residual dari seskuioksida (Fe2O3 + Al2O3),
(4) Penyelaputan  sekuioksida  yang  menyebabkan  horisonnya secara  mencolok  mempunyai value  lebih  rendah,  kroma lebih  tinggi,  atau hue lebih merah  dibanding  horison diatas ataupun dibawahnya,
(5) Proses  alterasi yang membentuk mineral lempung,  pembe-basan oksida-oksida (Fe, Al, Si) dan membentuk struktur, atau
(6) Kerapuhan
C adalah simbol untuk horison atau lapisan bahan induk  tanah. Sedikit  dipengaruhi  oleh proses pedogenik,  mungkin  telah mengalami modifikasi walaupun tidak terdapat gejala  pedogenik.  Termasuk horison C apabila batuan hancur dalam  peren-daman air selama 24 jam.
R adalah  simbol untuk lapisan batuan induk  misalnya  granit, basalt, batugamping, batupasir, dll.

            Simbol huruf AB, EB, atau BC adalah simbol untuk horison peralihan yang mempunyai kombinasi sifat dengan horison  dibawahnya, akan tetapi sifat dengan simbol di depan lebih dominan daripada  simbol di belakang. Simbol A/B, E/B, B/E,  atau  B/C adalah  simbol  untuk suatu lapisan yang mempunyai  sifat  dua horison  yang  dengan jelas dapat  dibedakan,  simbol  pertama mempunyai volume lebih besar daripada simbol kedua.
Simbol Horison Tambahan;    Simbol  horison tambahan dinyatakan dengan  huruf  kecil dibelakang  simbol horison utama. Misalnya horison  Bw  adalah simbol  untuk suatu lapisan dalam profil tanah yang  mempunyai ciri perkembangan horison B dan mempunyai perkembangan  struktur.
a. adalah  simbol  yang  digunakan bersama  dengan  horison  O uantuk  menunjukkan  bahan  organik  yang  telah  mengalami dekomposisi lanjut. Kandungan serat kasar remasan kira-kira kurang dari 17% volume.
b. adalah  simbol untuk horison genetik  tertimbun,  digunakan untuk  tanah mineral guna menunjukkan horison-horison  tertimbun yang dapat dikenal dengan kenampakan genetik  utama-nya yang terbentuk sebelum tertimbun.
c. adalah  simbol untuk menunjukkan adanya akumulasi  konkresi atau  nodul dalam jumlah cukup besar. Simbol ini  digunakan apabila  konkresi  atau  nodul  tersebut  diperkaya  dengan mineral-mineral  yang mengandung senyawa  besi,  aluminium, mangan, atau titanium.
d. adalah simbol untuk menunjukkan adanya lapisan sedimen atau bahan  tidak  kukuh memadat yang terjadi  secara  mekanika, baik  secara alam ataupun oleh manusia. Lapisan ini  mempunyai  BD tinggi, menghambat perkembangan  perakaran  dimana akar tanaman tidak dapat menembus kecuali diantara retakan-retakan.
e. adalah simbol yang digunakan bersama simbol O untuk  menunjukkan  bahan  organik yang mengalami  tingkat  dekomposisi cukup. Kandungan serat kasar remasan antara 17 - 40%.
f. adalah simbol untuk menunjukkan bahwa horison atau  lapisan mengandung es permanen. Mungkin dijumpai di Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya.
g. adalah  simbol  untuk menunjukkan salah satu  senyawa  besi yang telah tereduksi dan dipindahkan selama proses  pembentukkan  tanah, atau kondisi jenuh air sedemikian  rupa  sehingga  menciptakan keadaan reduksi. Sebagian  besar  bahan yang tereduksi mempunyai kroma rendah dan banyak karatan.
h. adalah simbol yang digunakan bersama simbol B untuk  menunjukkan adanya iluviasi kompleks bahan  organik-seskuioksida bersifat amorf dan larut.
i. adalah simbol yang digunakan bersama simbol O untuk  menunjukkan  bahan organik yang relatif baru mengalami  dekomposisi. Kandungan serat kasar remasan >40% volume.
k. adalah  simbol yang digunakan untuk  menunjukkan  akumulasi senyawa karbonat, sisanya kalsium karbonat.
m. adalah  simbol  untuk menunjukkan sementasi  kontinyu  atau hampir  kontinyu. Simbol ini hanya digunakan  bagi  horison yang > 90% tersementasi. Lapisan ini menghambat perkembang-an  akar  tanaman, tidak dapat  ditembus  kecuali  diantara retakan. Tergantung bahan semennya: km oleh senyawa  karbonat; qm oleh senyawa silika, sm oleh senyawa besi; ym  oleh senyawa  gips;  kqm oleh senyawa besi dan silika;  zn  oleh garam-garaman yang lebih mudah larut daripada gips.
n. adalah  simbol untuk menunjukkan adanya  akumulasi  natrium dapat tukar.
o. adalah  simbol  untuk menunjukkan akumulasi  residual  dari senyawa seskuioksida.
p. adalah simbol untuk menunjukkan horison yang telah  diolah. Horison O yang diolah menjadi horison Op. Horison A, E,  B, atau C yang diolah menjadi horison Ap.
q. Adalah  simbol untuk menunjukkan akumulasi  senyawa  silika sekunder.  Apabila senyawa silika menyemen seluruh  lapisan secara kontinyu atau hampir kontinyu, digunakan simbol qm.
r. adalah simbol yang digunakan bersama simbol C untuk  menunjukkan ciri-ciri lapukan bahan induk.
s. adalah  simbol yang digunakan bersama B  untuk  menunjukkan adanya iluviasi kompleks senyawa seskuioksida-bahan organik larut dan amorf. Simbol ini juga digunakan dalam  kombinasi dengan  h  menjadi Bhs berarti komponen bahan  organik  dan seskuioksida cukup dominan.
ss. adalah  simbol  yang digunakan  untuk  menunjukkan  adanya bidang kilir.
t. adalah  simbol  yang menunjukkan  akumulasi  lempung,  baik melalui  proses iluviasi atau translokasi lempung,  ataupun kombinasi keduanya.
v. adalah simbol untuk menunjukkan adanya plinthit.
w. adalah  simbol yang digunakan bersaman B untuk  menunjukkan adanya perkembangan warna atau struktur, ataupun  kombinasi keduanya, tetapi kurang mencirikan iluviasi secara jelas.
x. adalah simbul untuk menunjukkan lapisan yang teguh,  rapuh, BJ tinggi, terbentuk secara pedogenetik.
y. adalah simbol untuk menunjukkan akumulasi gips (CaSO4).
z. adalah  simbol  untuk menunjukkan  akumulasi  garam-garaman yang lebih mudah larut daripada gips.
Teknik Penggunaan Simbol Horison; Horison  dan  lapisan utama dapat  mempunyai  satu  atau lebih  horison penciri. Aturan-aturan yang  digunakan  sebagai pedoman adalah sebagai berikut:
a. Simbol  horison penciri langsung mengikuti  simbol  horison utama. Misalnya Ap, Bw, Bt, Cg, dst.
b. Jarang  digunakan  lebih  dari tiga  huruf  simbol  horison penciri.
c. Lapisan olah menggunakan simbol Ap, kecuali apabila  terdapat  akumulasi  senyawa kalsium karbonat,  kalsium  sulfat, dll.
d. Apabila  dijumpai  lebih dari satu  horison  penciri,  maka simbol  a, d, e, h, i, r, s, t, dan w ditulis  lebih  dulu, misalnya: Bwk, Btv, dst.
e. Simbol  penciri  c,  f, g, m, v, dan x  ditulis  di  bagian akhir,misal Btc, Bkm, Bsv, dst.
f. Simbol horison penciri b ditulis di baigan akhir.
g. simbol  horison penciri t mendahului simbol g, k, n, q,  y, z, atau o. Misalnya Bto, Btn, dst.
h. Simbol  horison h, s, dan w tidak digunakan bersama  dengan g, k, n, q, y, z, atau o, kecuali apabila diperlukan  untuk memperjelas.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Thank's for the information. it's absolutely helping me.
Mr.Swash

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun