google8e706b55941b4797.html More Than Geography: INTERPRETASI PENGGUNAAN LAHAN

Senin, 19 September 2011

INTERPRETASI PENGGUNAAN LAHAN

PENGINDERAAN JAUH
UNTUK HIDROSFER DAN ATMOSFER


INTERPRETASI PENGGUNAAN LAHAN


I.              TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan melakukan interpretasi penggunaan lahan yang terkait dengan proses hidrologi permukaan dan bawah permukaan.

II.            ALAT DAN BAHAN
1.    Citra Aster VNIR DIY daerah Imogiri
2.    Peta RBI
3.    Arcgis 9.3
4.    Komputer

III.           DASAR TEORI
Untuk mengestimasi koefisien aliran dengan metode cocok diperlukan informasi mengenai penutup lahan pada DAS yang dikaji. Faktor penutup lahan berperan sebagai penghambat atau mempercepat (tergantung pada kondisi penutup lahan) aliran permukaan. Dalam praktikum ini interpretasi penggunaan lahan dilakukan sebagai pendekatan untuk menentukan kondisi kekasaran permukaan atau presentase penutup lahan.
Hidrologi merupakan bagian dari studi yang mempelajari gerakan dan penyebaran air dari berbagai tahap dari siklus hidrologi. Dalam mempelajari hidrologi biasanya menggunakan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai satuan kajiannya. DAS sendiri sebagai suatu wilayah kesatuan yang dibatasi igir-igir gunung, hujan yang jatuh di atasnya diterima oleh sungai atau sistem sungai dan dialirkan melalui suatu outlet tunggal. Oleh karena itu, selain merupakan suatu kesatuan wilayah bentanglahan dan kesatuan wilayah ekosistem, DAS juga merupakan suatu kesatuan wilayah hidrologi.
Pemanfaatan teknik penginderaan jauh untuk hidrologi pada dasarnya akan meringankan pekerjaan, biaya dan tenaga yang dikeluarkan jika dilakukan secara terestris. Namun demikian, perlu diperhatikan segala keterbatasan dari citra itu sendiri jika digunakan untuk menggali informasi parameter-parameter hidrologi baik dalam hal karakteristik citra (misal : skala, jenis citra, dll) maupun dalam hal keterbatasan metodologinya. Oleh karena itu, pemanfaatan citra untuk hidrologi biasanya menggunakan pendekatan-pendekatan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel lahan yang dapat dikaitkan dengan proses-proses hidrologi.

IV.          CARA KERJA
1.    Menyiapkan Citra daerah kajian.
2.    Membatasi DAS dengan melakukan delineasi berdasarkan igir pada kenampakan tiga dimensional.
3.    Delineasi kenampakan sungai dan lembah (alur fisik).
4.    Mulai menginterpretasi penutup lahan, dari kesatuan kenampakan yang paling umum.
5.    Menginterpretasi beberapa parameter penutup lahan yang relevan dengan proses hidrologi.


V.            HASIL PRAKTIKUM
1.    Peta tentatif penutup lahan pada transparansi
2.    Tabel peta tentatif penutup lahan.

VI.          PEMBAHASAN
Identifikasi penggunaan lahan pada area DAS ngenet menggunakan citra ASTER VNIR pada daerah cukup sulit dilakukan karena resolusi spasial yang dimiliki oleh citra tidak maksimal untuk identifikasi kenampakan penggunaan lahan secara detail dengan cakupan luasan daerah kajian yang relatif kecil. Identifikasi dilakukan secara visual dengan memperhatikan kenampakan asosiasi bentuk,tekstur rona dan pola yang ada. Unsur tambahan lain juga digunakan sebagai parameter dalam penentuan jenis penggunaan lahan yaitu kemiringan lereng dan relief. Penggunaan tabel estimasi penutupan kanopi pada vegetasi yang berada di atas suatu lahan juga dapat memperkuat hasil identifikasi penggunaan lahan. Berdasrakan jumlah presentase tutupan kanopi vegetasi dapat dijadikan acuan identifikasi penggunaan lahan,misal pada identifikasi penggunaan lahan berupa hutn,presentasi kanopi dibagi menjadi 3 jenis yaitu semak ,pohon dan rumput. Jumlah presentase pohon yaitu sekitar 80%,persentase semak 20% dan rerumputan tidak dapat diidentifikasi sehingga nilainya 0%.
Identifikasi penggunaan lahan dikaitkan dengan aspek hidrologi dari kajian yang dilaksanakan pada praktikum ini. Jenis penggunaan lahan yang ada pada umunya terpengaruh dengan kondisi hidrologi pada suatu daerah,misal daerah dengan suplai air tanah yang baik maka akan terdapat banyak permukiman karenaair tanah dimanfaatkan sebagai sumber air utama bagi sebagian besar penduduk.
Berdasarkan hasil identifikasi persebaran jenis penggunaan lahan di DAS Ngenet terkait dengan kemiringan lereng. Penggunaan lahan permukiman tersebar di pada daerah dengan kemiringan lereng datar dan landai,terdapat di dataran pada outlet DAS,dan di daerah perbukitan yang memiliki relief datar pada atas perbukitan. Pada daerah outlet DAS sangat cocok untuk daerah permukiman karena relief yang datar dan kaya akan suplai air untuk penduduk yang bersumber dari outlet DAS,sedangkan permukiman pada daerah datar di perbukitan sebagian besar memanfaatkan sumber air dari mata air yang dari hulu DAS.
Pada daerah outlet DAS Ngenet juga terdapat jenis penggunaan lahan berupa sawah irigasi. Sawah irigasi dikaitkan dengan karakteristik sawah yang membutuhkan supali air sepanjang masa tanamnya yang harus selalu tergenang air.Sumber pengairan berasal dari outlet DAS dan dilairkan melalui saluran irigasi. Sedangkan penggunaan lahan berupa sawah tadah hujan terdapat di area perbukitan di pada daerah hulu DAS,kondisi air di sini tidak begitu banyak pasokkannya dan sawah tersebut mengandalkan dari turunnya air hujan. Hal ini juga menjadi karakteristik penggunaan lahan tegalan yang sebagian besar mendominasi di DAS Ngenet. Suplai air yang sedikit dan kondisi relief yang berbukit-bukit jenis penggunaan lahan yang memungkinkan dan cocok dengan kondisi tersebut berupa tegalan. Permukiman tidak berkembang pada daerah ini begitu pula penggunaan lahan sawah.
Pada daerah dengan kemiringan lereng yang curam pada perbukitan karst,didominasai dengan penggunaan lahan berupa hutan,dengan karakteristik kondisi lereng yang terjal dan curam,kondisi medan  yang sulit dijangakau. Kondisi air yang sedikit jumlahnya hal ini ditandai dengan sedikitnya pola aliran dibandingkan dengan daerah lain. Penggunaan lahan berupa semak terdapat dibeberapa daerah perbukitan karst dengan kondisi medan berelief bergelombang dan kemiringan lereng terjal dan kondisi suplai air yang sedikit.
Persebaran penggunaan lahan yang ada tersebut memiliki korelasi dengan kondisi hidrologi. Suatu tipe penggunaan lahan yang sekiranya memiliki nilai ekonomis yang  lebih tinggi dan sangat erat dengan aktivitas manusia biasanya akan berasosiasi dengan area yang memiliki potensi hidrologis baik permukaan maupun bawah tanah tinggi. Karena secara alamiah aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari air sebagai kebutuhan pokok untuk beraktivitas.
  
VII.         KESIMPULAN
1.    Persebaran penggunaan lahan yang ada tersebut memiliki korelasi dengan kondisi hidrologi.
2.    Informasi Hutan terdistribusi di daerah dengan lereng yang tinggi yang artinya kondisi hidrologis baik permukaan maupun airtanahnya dalam kondisi minim.
3.    Dengan kondisi hidrologis yang minim pada daerah perbukitan,sebagian besar penggunaan lahan berupa tegalan.
4.    Daerah permukiman dari segi kondisi hidrologis permukaannya terletak di sekitar outlet Sungai daerah ini merupakan daerah dengan lereng.
5.    Distribusi areal persawahan berhubungan dengan kondisi air permukaan untuk irigasi.terdiri dari sawah irigasi pada dataran di sekitar outlet DAS dan sawah tadah hujan di dataran perbukitan.

DAFTAR PUSTAKA

Lillesand, Thomas M. And ralph W. Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Suharsono, Prapto. 1994. Pedoman Praktikum Penginderaan Jauh Terapan untuk Geomorfologi. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Sutanto. 1994. Penginderaan jauh Jilid II. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.



























LAMPIRAN
Tabel Estimasi Tutupan Kanopi

Penggunaan Lahan
Presentase Tutupan Kanopi
% Pohon
% Semak
% Rumput
Hutan
80
20
0
Tegalan
40
40
20
Semak
10
60
30
Permukiman
30
30
40
Sawah irigasi
10
10
80
Sawah tadah hujan
0
60
40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun