Bentuklahan, Bahan Induk dan Formasi Geologi
Nama bentuklahan setidak-tidaknya mengandung tiga macam informasi, yaitu topografi, batuan, dan proses. Informasi mengenai batuan penyusun suatu bentuklahan mungkin sama dengan formasi geologinya, tetapi untuk daerah yang sempit mungkin juga dapat berbeda dengan formasi geologinya. Proses yang membentuk suatu bentuklahan dapat merupakan proses endogen maupun eksogen, tergantung mana yang lebih dominan. Bahan induk pembentuk tanah biasanya merupakan pelapukan dari batuan anggota formasi geologi yang terletak paling atas, tetapi seringkali bahan induk tanah merupakan bahan tutupan yang berumur lebih muda. Formasi Geologi diisi sesuai dengan yang tercantum pada peta geologi daerah pengamatan.
Relief dan Kelerengan
Deskripsi mengenai relief mencakup relief makro dan relief mikro. Informasi mengenai relief mikro pada daerah pengamatan seringkalai sangat bermanfaat untuk menafsirkan proses pedogenesis yang terjadi di daerah pengamatan. Relief makro pada hakekatnya sama dengan topografi. Deskripsi tentang kelerengan mencakup mengenai kemiringan lereng, bentuk dan panjang lereng. Informasi ini penting untuk menafsirkan potensi daerah terhadap kerentanan erosi dan atau longsor lahan. Pengukuran kemiringan lereng dilakukan dengan menggunakan abney level, penentuan bentuk lereng ditentukan atas dasar pengamatan lapangan sejauh mata memandang, panjang lereng diukur dengan meteran searah dengan arah bekerjanya proses geomorfologi.
Drainase Luar
Drainase tanah menggambarkan kondisi pengatusan tanah terhadap proses penggenangan, yang mencakup drainase internal, eksternal dan permeabilitas. Kondisi drainase tanah sangat dipengaruhi oleh kedalaman muka air tanah, tekstur, struktur tanah, adanya lapisan kedap dan juga kemiringan lereng permukaan. Klasifikasi drainase eksternal adalah sebagai berikut:
Drainase permukaan (eksternal)
Drainase permukaan (run off) dipengaruhi oleh topografi dan kemampuan tanah meresapkan air.
Sangat cepat - Air hujan yang jatuh langsung mengalir meninggalkan permukaan tanah, sangat sedikit yang meresap ke dalam tanah. Lereng curam, peresapan tanah jelek.
Cepat - Sebagian besar air hujan mengalir meninggalkan permukaan, sebagian kecil meresap ke dalam tanah. Lereng curam, peresapan tanah agak baik.
Sedang - Air hujan sementara waktu tinggal di permukaan dan meresap ke dalam tanah, kandungan air optimal bagi pertumbuhan tanaman. Lereng melandai, peresapan tanah baik.
Lambat - Air hujan sebagian besar tergenang di permukaan, kemudian meresap ke dalam tanah atau menguap. Daerah datar, porositas tanah rendah.
Sangat lambat - Air hujan seluruhnya tergenang di permukaan, kemudian meresap ke dalam tanah atau menguap. Daerah datar agak cekung, porositas tanah rendah.
Tergenang - Air hujan seluruhnya tergenang. Daerah cekungan porositas sangat rendah atau tertahan lapisan kedap.
Keadaan Batu-batuan
Faktor ini meliputi batu di permukaan dan singkapan batuan. Munurut ukurannya batu di permukaan dibedakan atas kerikil, batu kecil dan batu besar/bongkah. Klasifikasi tutupan batu dan singkapan batuan pada permukaan lahan adalah sebagai berikut:
Kerikil : adalah bahan kasar yang berdiameter lebih besar dari 2 mm dan kurang dari 7,5cm jika berbentuk bulat atau sampai 15cm jika berbentuk pipih. Pengelompokannya adalah sebagai berikut:
Tidak ada atau sedikit, 0 - 15% permukaan tanah tertutup
Sedang, 15 - 50% permukaan tanah tertutup
Banyak, 50 - 90% permukaan tanah tertutup
Sangat banyak, lebih dari 90% permukaan tanah tertutup.
Batu kecil : adalah bahan kasar yang berdiameter 7,5 - 25cm jika berbentuk bulat atau sumbu panjangnya berukuran 15 - 40cm jika berbentuk pipih. Pengelompokkan datanya adalah sebagai berikut:
Tidak ada atau sedikit, 0 - 15% permukaan tanah tertutup.
Sedang, 15 - 50% permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah mulai agak sulit dan pertumbuhan tanaman agak terganggu.
Banyak, 50 - 90% permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah sangat sulit dan pertumbuhan tanaman terganggu
Sangat banyak, lebih dari 90% permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah tidak mungkin dilakukan dan pertumbuhan tanaman sangat terganggu.
Batu besar/bongkah : adalah batu yang mempunyai diameter lebih besar dari 25cm (jika berbentuk bulat) atau bersumbu memanjang lebih besar dari 40cm (jika berbentuk pipih). Pengelompokkan datanya adalah sebagai berikut :
Tidak ada, kurang dari 0,01% permukaan tanah tertutup.
Sedikit, 0,01 - 3% permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dengan mesin agak terganggu, tetapi tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Sedang, 3 - 15% permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah mulai agak sulit.
Banyak, 15 - 90% permukaan tanah tertutup. Pengolahan dan penanaman menjadi sangat sulit.
Sangat banyak, lebih dari 90% permukaan tanah tertutup. Sama sekali tidak dapat digunakan untuk produksi pertanian.
Batuan tersingkap : merupakan singkapan batuan dasar (bedrock) yang muncul di permukaan tanah. Klasifikasi datanya adalah sebagai berikut:
Tidak ada, kurang dari 2% dari luas permukaan tanah.
Sedikit, 2 - 10% dari luas permukaan tanah. Pengolahan tanah dan penanaman agak terganggu.
Sedang, 10 - 50% dari luas permukaan tanah. Pengolahan tanah dan penanaman terganggu.
Banyak, 50 - 90% dari luas permukaan tanah. Pengolahan tanah dan penanaman sangat terganggu.
Sangat banyak, lebih dari 90% dari luas permukaan tanah. Sama sekali tidak dapat digarap.
Erosi
Deskripsi mengenai faktor erosi tanah yang terjadi di daerah survei mencakup pengertian erosi aktual dan erosi potensial dengan mempertimbangkan faktor lereng dan curah hujan. Erosi aktual atau erosi yang telah terjadi akan meninggalkan bekas pada tanah baik berupa alur atapun parit (gully). Klasifikasi erosi yang telah terjadi adalah sebagai berikut:
Tidak ada erosi, seluruh horison tanah relatif masih utuh.
Ringan, kurang dari 25% tanah atas hilang.
Sedang, 25 - 75% tanah atas hilang.
Agak berat, lebih dari 75% tanah atas hilang dan kurang dari 25% tanah bawah hilang.
Berat, lebih dari 25% tanah bawah hilang.
Sangat berat , erosi parit.
Vegetasi dan Penggunaan Lahan
Deskripsi mengenai vegetasi mencakup vegetasi yang dominan dan vegetasi spesifik yang terdapat di daerah pengamatan. Informasi mengenai vegetasi ini dapat membantu dalam pendugaan sementara (di lapangan) terhadap kondisi tanahnya, misalnya vegetasi yang dominan adalah Melastoma sp, maka dapat diperkirakan bahwa tanah di daerah itu masam, dsb.
Deskripsi penggunaan lahan mencakup bentuk penggunaan lahan, tanaman yang dibudidayakan, pola tanam, pengelolaan, pupuk yang digunakan, hama penyakit yang dijumpai, dan hasil. Informasi mengenai penggunaan lahan di daerah penelitian sangat berguna pada tahap interpretasi hasil survei, yaitu penilaian tanah di daerah penelitian untuk penggunaan tertentu serta pengelolaannya yang sesuai agar dapat memberikan hasil yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran yang membangun