Thornbury (1957) menyatakan bahwa tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang bekerja dibawah kondisi tertentu dan bekerja selama periode tertentu. Studi tentang bentanglahan (landscape) yang di dalamnya termasuk studi bentuklahan (landform) merupakan objek utama dalam geografi. Bentuklahan merupakan pengaruh faktor-faktor struktur, proses dan stadia (Sartohadi 2006). Faktor struktur merupakan gambaran dari faktor topografi dan batuan. Sedangkan faktor proses adalah akibat pengaruh faktor iklim yang menyebabkan proses geomorfologi dan pedogen. Faktor stadia merupkan faktor waktu.
Konsep geomorfologi yang dijabarkan oleh Verstappen (1983), terdapat empat aspek utama dalam geomorfologi yaitu, bentuklahan, proses, genesis dan lingkungan. Lebih lanjut, Mangunsukardjo (1986) menjabarkan aspek geomorfologi menjadi:
- Studi mengenai bentuklahan, atau disebut sebagai morfologi, mempelajari relief secara umum yang meliputi aspek:
- Morfografi; yakni aspek-aspek yang bersifat pendeskripsian bentuk suau daerah, seperti teras sungai, beting gisik, plato.
- Morfomeri; yakni aspek-aspek kuantitatif dari suatu daerah, seperti kemiringan lereng, bentuk lereng, ketinggian, beda tinggi, bentuk lembah, pola aliran.
- Studi mengenai proses geomorfologi, yakni proses yang mengakibatkan perubahan betuklahan dalam waktu pendek serta proses terjadinya bentuklahan yang mencakup morfogenesa, mencakup aspek-aspek:
- Morfo-struktur pasif, meliputi litologi (tipe dan struktur batuan) yang berhubungan dengan pelapukan
- Morfo-struktur aktif, berupa tenaga endogen
- Morfo-dinamik berupa tenaga eksogen yang berhubungan dengan tenaga angin, air, es gerak masa batuan dan volkanisme
- Studi geomorfologi yang menekankan pada evolusi pertumbuhan bentuklahan atau morfo-kronologi, menentukan dan mendeskripsikan bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari umur relatif dan umur mutlak
- Geomorfologi yang mempelajari hubungan dengan lingkungan, studi ini mempelajari hubungan antara bentuklahan dengan unsur-unsur batuan, struktur geologi, tanah, air, vegetasi dan penggunaan lahan.
Proses geomorfologi adalah semua proses yang menyebabkan perubahan konfigurasi permukaan bumi. Relief mengontrol persebaran tanah di permukaan bumi. Keterdapatan proses tersebut bersamaan dengan keterdapatan tanah maka semua proses geomorfologi melibatkan tanah yang menutup permukaan lahan. Proses geomorfologi yang terjadi menghasilkan variasi profil tanah. Dengan demikian terdapat kesamaan antara faktor-faktor pembentuk tanah dengan faktor-faktor pembentuk bentuklahan. Geomorfologi dan tanah tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena mempunyai proses yang sama. Oleh karena itu proses apapun yang terjadi maka dapat saling terkait di antara keduanya.
Satuan bentuklahan yang merupakan satuan kajian dalam geomorfologi pada hakekatnya mempunyai faktor-faktor pembentukan yang mirip dengan faktor-faktor pembentuk tanah. Perbedaannya terletak pada pengertian bahan induk tanah yang tidak selalu berasal dari batuan induk yang ada di bawahnya. Hal ini dikarenakan, mungkin bahan induk tanah berasal dari bahan terangkut dari daerah lain. Interpretasi morfoaransemen satuan bentuklahan dapat menjawab asal usul bahan induk tanah pada suatu daerah. Faktor waktu pembentukan satuan bentuklahan juga berbeda dengan faktor waktu dalam proses pembentukan tanah. Waktu dalam pembentukan tanah dihitung sejak bahan induk tanah terbentuk (dapat berarti diendapkan atau merupakan bahan insitu). Faktor iklim dan organisme pada proses pembentukan tanah tercermin pada proses geomorfologi pada faktor pembentuk satuan bentuklahan. Proses geomorfologi (morfodinamik) merupakan hasil interaksi yang kompleks antara iklim, organisme (termasuk vegetasi didalamnya), dan batuan serta relief. Pemahaman yang komprehensif mengenai bentuklahan akan dapat menggambarkan persebaran satuan-satuan tanah yang ada di suatu daerah kajian yang tentunya mempunyai ketahanan/resistensi yang spesifik terhadap proses erosi.
Peta tanah adalah sebuah peta yang menggambarkan satuan-satuan tanah yang dikelompok-kelompokkan menurut satuan-satuan pemetaan tanah. Peta tanah berisi satuan-satuan pemetaan tanah yang merupakan kesatuan dari satuan pemetaan lahan (satuan lahan) dan satuan-satuan tanah yang ada di dalamnya dengan komposisinya masing-masing. Dengan demikian dalam pemetaaan tanah dikenal dua istilah yang berbeda makna secara tegas namun sering menjadi kerancuan bagi orang yang belum memahami secara mendalam mengenai pemetaan tanah (Sartohadi, 2006), yaitu satuan pemetaan lahan (land mapping unit) dan satuan tanah (soil unit). Gabungan keduanya merupakan satuan pemetaan tanah (soil mapping unit).
Dalam rangka memperjelas konsep satuan pemetaan lahan tersebut maka diperlukan sebuah latihan secara langsung mengenai langkah-langkah penyusunannya. Terkait dengan penyusunan satuan pemetaan lahan, maka diperlukan sebuah pendekatan yang tepat untuk mendasarinya. Hingga saat ini kajian mengenai terapan geomorfologi untuk studi pedologi sudah sangat berkembang serta telah diakui bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat di antara keduanya. Oleh karena itu di dalam acara ini akan menggunakan pendekatan geomorfologi sebagai dasar dalam penyusunan satuan pemetaan tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran yang membangun