google8e706b55941b4797.html More Than Geography: Unsur Intepretasi Dalam Penginderaan Jauh

Kamis, 28 April 2011

Unsur Intepretasi Dalam Penginderaan Jauh

Pengideraan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang objek atau gejala di permukaan bumi (atau dekat permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung. Karena tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya objek atau gejala tersebut dapat didekati dan diamati oleh penafsir. Media ini berupa citra (image, atau gambar). Citra dapat diperoleh melalui perekaman fotografis, yaitu pemotretan dengan kamera, dan dapat pula diperoleh melalui perekaman non fotografis, misalnya dengan pemindai atau penyiam (scanner). Perekaman fotografis menghasilkan foto udara, sedangkan perekaman lain menghasilkan citra non foto. Citra foto udara selalu berupa hard copy (gambar tercetak) yang diproduksi dan direproduksi dari master rekaman yang berupa film. Citra non foto biasanya terekam secara digital dalam format asli dan memerlukan komputer untuk presentasinya. Citra non foto juga dapat (dan perlu) dicetak menjadi hard copy, untuk keperluan interpretasi secara visual.


Untuk dapat melakukan interpretasi, penafsir memerlukan unsur unsur pengenal pada objek atau gejala yang terekam pada citra. Unsu unsur pengenal ini secara individual maupun secara kolektif dapat membimbing penafsir ka arah pengenalan yang benar. Unsur unsur ini disebut unsur unsur interpretasi, dan meliputi 8 (delapan) hal, yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs, dan asosiasi. 

Rona (tone) mengacu ke kecerahan relatif objek pada citra. Rona biasanya dinyatakan dalam derajat keabuan (grey scale), misalnya hitam/sangat gelap, agak gelap, cerah, sangat cerah/putih. Apabila citra yang digunakan itu berwarna, maka unsur interpretasi yang digunakan ialah warna (color), meskipun penyebutannya masih terkombinasi dengan rona; misalnya merah, hijau, biru, coklat kekuningan, biru kehijauan agak gelap, dan sebagainya.. 

Bentuk (shape) sebagai unsur interpretasi mengacu ke bentuk secara umum, konfigurasi, atau garis besar wujud objek secara individual. Bentuk beberapa  objek kadang kadang begitu berbeda dari yang lain, sehingga objek tersebut dapat dikenali semata mata dariunsur bentuknya saja. Ukuran (size) objek pada foto harus dipertimbangkan dalam konteks skala yang ada. Penyebutan ukuran juga tidak selalu dapat dilakukan untuk semua jenis  objek. 

Pola (pattern) terkait dengan susunan keruangan objek. Pola biasanya terkait dengan adanya pengulangan bentuk umum suatu atau sekelompok objek dalam ruang. Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan pola misalnya adalah teratur, kurang teratur, namun kadang kadang pula digunakan istilah yang ekspresif, misalnya melingkar, memanjang, terputus putus, konsentris, dan sebagainya.  

Bayangan (shadows) sangat penting bagi penafsir, karena dapat memberikan dua macam efek yang berlawanan. Pertama, bayangan yang mampu menegaskan bentuk objek pada citra, karena outline banyak yang menjadi lebih tajam/jelas, begitu pula ketinggiannya. Kedua, bayangan justru kurang memberikan pantulan objek ke sensor, sehingga objek yang diamati menjadi tidak jelas. 

Tekstur (texture) merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar objek. Tekstur dapat dihasilkan oleh agragasi/pengelompokan satuan kenampakan yang terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual, misalnya dedaunan pada pohon dan bayangannnya,gerombolan satwa liar, ataupun bebatuan yang terserak di atas permukaan tanah. Kesan tekstur juga bersifat relatif, tergantung pada skala dan resolusi citra yang digunakan. Suatu kenampakan tekstur sekelompok kanopi (tajuk) pohon dengan kerapatan tinggi pada foto udara skala 1:1000 akan terlihat kasar karena detil atau rincian kekasaran permukaan tajuk dan efek bayangannya sangat jelas terlihat. Akan tetapi, kenampakan yang sama pada foto udara skala 1:100.000 akan terlihat dengan tekstur yang lebih halus. 

Situs (site) atau letak merupakan penjelasan tentang lokasi objek relatif terhadap objek atau kenampakan lain yang lebih mudah untuk dikenali, dan dipandang dapat dijadikan dasar untuk identifikasi objek yang dikaji. Objek dengan rona cerah berbentuk silinder, ada bayangannya dan tersusun dalam pola teratur dikenali sebagai kilang minyak, apbila terletak di dekat perairan pantai. 

Asosiasi (association) merupakan unsur yang memperhatikan keterkaitan antara suatu objek atau fenomena dengan fenomena yang lain, yang digunakan sebagai dasar untuk mengenali objek yang dikaji. Misalnya pada foto udara skala besar dapat terlihat adanya bangunan berukuran lebih besar daripada rumah, mempunyai halaman terbuka, terletak di tepi jalan besar, dan terdapat kenampakan menyerupai tiang bendera (terlihat dengan adanya bayangan tiang) pada halaman tersebut. Bangunan ini dapat ditafsirkan sebagai bangunan kantor, berdasarkan asosiasi tiang bendera dengan kantor (terutama kantor pemerintahan).

Perlu diperhatikan bahwa dalam mengenali objek, tidak semua unsur perlu digunakan secara bersama sama. Ada beberapa jenis fenomena atau objek yang langsung dapat dikenali hanya berdasarkan satu jenis unsur interpretasi saja. Ada pula yang membutuhkan keseluruhan unsur tersebut. Ada kecenderungan bahwa pengenalan objek penutup/penggunaan lahan pada foto udara skala besar untuk wilayah kekotaan membutuhkan lebih banyak unsur interpretasi seperti pada deskripsi di atas, dibandingkan pengenalan bentuklahan atau fisiografi pada citra skala sedang-kecil dan pada liputan wilayah yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun