
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitas tetap pada kondisi alamiahnya Pelestarian kualitas air dilakukan pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu air.
Kualitas air sendiri memlki pengertian yang menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air tersebut menyangkut kualitas fisik, kualitas kimia, dan kualitas biologi. Kualitas fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kualitas kimia berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam dan residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa, dan warna air akan berubah. Sedangkan kualitas biologi berkaitan dengan kehadiran mikroba patogen, pencemar, dan penghasil toksin. Secara umum kualitas air berhubungan dengan kandungan bahan terlarut didalamnya. Tingkat kandungan dari bahan tersebut akan menentukan kelayakannya. Setiap mahluk hidup memerlukan kandungan bahan terlarut yang berbeda, sehingga kualitas airpun bersifat relatif bagi satu mahluk hidup ke mahluk hidup yang lain.
Berikut ini adalah table kandungan materi yang adapat menentukan kuaitas air :
Standar Kualitas Air di Perairan Umum ( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 ) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA. Pencemaran air merupakn salah satu sebab menurunnya kualitas air, dewsa ini pencemaran air yan terjadi di sungai disebabkan oleh adanya pembuangan limbah industry dan limbah rumah tangga yang dibuang di pabrik. Selain itu adanya penggunaan pestisida atau pupuk di areal persawahan membuat kualitas air di daerah sungai semakin menurun. Pencemaran air sungai yang dikarenakan oleh adanya pestisida atau pupuk yaitu karena adanya saluran irigasi dari sawah yang dibuang lagi ke sungai. Air dari sawah yang mengandung banya petisida atau pupuk terbawa olaeh arus saluran irigasi ke sungai sepanjang sawah. Lama kelamaan timbunan dari material yan terbawa oleh arus sungai akan mengendap lalu membentuk sedimentasi di daerah hilir sungai atau daerah-daerah lengkungan sungai yang akan mengakibatkan pendangkalan sungai. Proses tersebut dinamakan sedimentasi. Sedimentasi sendiri menurut www.wikipedia.com adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih terus terjadi. Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi erosi bila suplai muatan sedimen berkurang karena pembangunan dam atau pengalihan alur sungai. Proses sedimentasi yang berlangsung lama (perlahan) dan continue atau berlanjut akan membawa akibat yang kurang baik terhadap sungai itu sendiri karena pada sungai tersebut akan terjadi proses pendangkalan maupun penyempitan area sungai. Hal ini terjadi karena endapan material yan dibawa oleh aliran air sungai lama kelamaan akan tertimbun di suatu lokasi yang menyebabkan lokasi tersebut mengalami sedimentasi. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran yang membangun