google8e706b55941b4797.html More Than Geography: Identifikasi Batuan

Minggu, 10 April 2011

Identifikasi Batuan

Batuan
batuan pasir
            Batuan adalah kumpulan/agregat mineral sejenis atau tak sejenis yang terikat secara gembur maupun padat. Secara genesa batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan beku adalah kumpulan mineral-mineral silikat hasil pembekuan magma yang saling  interlocking atau bidang-bidang kristal saling bersinggungan (Huang, 1962). Batuan sedimen adalah batuan hasil litifikasi bahan rombakan bahan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1975). Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan lain yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat  perubahan kondisi fisika yang berupa tekanan, temperatur atau kedua-duanya (Winkler, 1979).


            Identifikasi batuan secara umum dapat dilakukan secara makroskopis atau mikroskopis. Identifikasi makroskopis atau megaskopis dilakukan di lapangan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar, sedangkan identifikasi mikroskopis dilakukan di laboratorium menggunakan mikroskop polarisasi atau mikroskop elektron. KKL II Fak Geografi UGM hanya akan mengidentifikasi batuan secara makroskopis.
Variabel yang Diidentifikasi
Variabel yang di identifikasi untuk keperluan identifikasi batuan meliputi semua sifat fisik mineral dan batuan. Sifat fisik batuan yang harus diidentifikasi adalah
a.    Tekstur
b.    Struktur
c.    Komposisi mineral.
Komposisi mineral diketahui dengan mengenali sifat fisik mineral yang meliputi :
a.    Warna
b.    Kekerasan
c.    Belahan dan pecahan
d.    Kilat (metalik, kaca, intan, dan lemak)
e.    Cerat
f.     Kelarutan terhadap HCl
            Selain jenis batuan penyelidikan batuan juga harus mengukur arah perlapisan batuan dan kondisi lingkungan sekitar. Dalam hal ini adalah kemiringan perlapisan batuan (dip) dan arah jurus (strike).
Cara Identifikasi
a.    Tekstur.
            Tekstur dapat dikenali dilapangan dengan melihat mineral-mineral yang menyusun batuan. Untuk maksud praktikum ini. Mahsiswa diharuskan membedakan tiga macam tekstur, yaitu halus (afanitis), kasar (faneris), dan klastik. Batuan bertekstur afanitis apabila kristal-kristal mineral penyusun batuan tidak dapat  dikenali dengan mata telanjang. Batuan bertekstur faneris apabila kristal-kristal mineral penyusun batuan dapat  dikenali dengan mata telanjang. Batuan bertekstur klastik apabila batuan tersusun oleh fragmen batuan atau mineral yang tidak saling bersinggungan (interlocking).


b.   Struktur
            Banyak sekali macam struktur batuan, namun langkah awal yang harus dikenali untuk identifikasi batuan adalah ada tidaknya struktur direksional. 
c.    Komposisi Mineral
            Menentukan komposisi mineral adalah pekerjaan tersulit, karena kemampuan untuk mengenali jenis mineral penyusun batuan diperlukan pengetahuan dan pengalaman. Untuk keperluan identifikasi lapangan sifat fisik mineral sangat membantu pengenalan mineral.
1)   Warna, dapat langsung dikenali dengan melihat batuan
2)   Kekerasan, dapat dikenali dengan bantuan kuku atau pisau lapangan. Apabila mineral dapat digores dengan kuku maka mineral tersebut mempunyai kekerasan < 2,5, apabila tidak tergores oleh pisau lapangan kekerasan mineral > 5,5
3)   Belahan, dapat langsung dikenali di lapangan menggunakan kaca pembesar 
4)   Pecahan, dapat langsung dikenali di lapangan dengan melihat individu mineral
5)   Kilat, dapat langsung dikenali dilapangan dengan melihat individu mineral
6)   Cerat, dapat dikenali dengan mengores mineral dengan benda yang mempunyai kekrasan lebih tinggi.
            Informasi tersebut di atas selanjutnya digunakan untuk identifikasi batuan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam identifikasi batuan adalah:
a.    Menentukan jenis batuan (beku, sedimen, atau metamorf). Langkah pertama ditunjukkan pada point 2.2.4.
b.    Menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi yang ada (Tabel  2.5. hingga 2.9).
Penamaan/Klasifikasi Batuan Beku
            Penamaan batuan beku didasarkan pada tekstur dan komposisi mineral. Cara lain yang lebih mudah dan sifatnya tentatif dengan cara melihat komposisi mineral gelap (mafik) terhadap mineral terang (felsic). Cara ini dikenal dengan indek warna. Dari yang paling asam (kelompok granit) hingga ultrabasa, warna batuan berangsur-angsur semakin gelap. Untuk lebih mudahnya klasifikasi batuan beku ditunjukkan pada Tabel 2.5.
I.   Tekstur paneritis kristalin
A.   Kekerasan sebagian besar penyusun batuan > 5,5
1. Struktur non direksional
a.    Berbuih bila ditetesi HCl......................................... metamorf
b.    Tidak berbuih bila ditetesi HCl............................... beku
c.    Terdapat felspatoid................................................ beku
d.    Banyak terdapat hornblende................................. metamorf atau beku
2. Terdapat strutur direksional (kecuali struktur
     aliran pada batuan beku............................................. metamorf
B.   Kekerasan sebagian besar penyusun batuan < 5,5
1. Struktur non direksional
a.    Luster tajam, umumnya berbutir kasar
Þ     Mineral karbonat............................................. metamorf
Þ     Mineral non karbonat...................................... sedimen
Þ     serpentin (lihat catatan 1)
                  Dull luster, umumnya berbutir halus............................ sedimen
             2. Struktur direksional....................................................... metamorf

II.  Tekstur klastik........................................................................ Sedimen

III.   Tekstur afantitis
A. Kekerasan sebagian besar penyusun batuan > 5,5
1.    Tekstur mikrokristalin................................................. beku atau sedimen
2.    Tekstur mikroklastik................................................... beku
3.    Tekstur crytokristalin atau amorf
a.    Banyak silika........................................................ sedimen
b.    Banyak glass........................................................ beku
c.    Campuran yang tidak dapat diidentifikasi
(lihat catatan 3)
B. Kekerasan sebagian besar penyusun batuan < 5,5
1.    Struktur slaty.............................................................. metamorf
2.    Struktur lain................................................................ sedimen
3.    Serpentin (lihat catan 1)

Catatan

1.    Serpentin adalah hasil perubahan hidrotermal dari mineral feromagnesian dan membentuk masa batuan yang besar. Batuan tersebut dapat dikategorikan batuan beku atau metamor.
2.    Beberapa batuan beku afanitis yang mengalami alterasi mirip dengan batupasir feldspatik. Contoh batuan beku basaltis yang teralterasi secara megascopis mirip dengan graywacke yang pada umumnya berasosiasi. Dengan demikian untuk membedakan keduanya secara megaskopis tidak dapat dilakukan.
Batuan afanitis yang keras paling sukar untuk diidentifikasi. Banyak batuan sedimen silikat afanitis mirip dengan batuan beku. Contoh Batugamping silikat hitam mirip dengan batuan beku basaltis.  Selanjutnya pada tabel 2.6 hingga tabel 2.10. disajikan petunjuk Identifikasi Jenis Batuan Secara Megaskopis (Travis, 1955).


Sumber: Buku Panduan Kuliah Kerja Lapangan II Fakultas Geografi UGM



















TABEL 2.6. KLASIFIKASI BATUAN DAN SIFAT FISIK MINERAL
NAMA MINERAL
WARNA/ CERAT
BENTUK DAN PERA-
WAKAN KRISTAL
KEKERASAN
BELAHAN/ PECAHAN
SIFAT KHUSUS
KETERDAPATAN
Olivin
hijau/putihatau hijau
tidak teratur, membutir, masif
6,5 - 7
tak sempurna,
concoidal
transparan/ translu-cent, kilap kaca
penyusun batuan basaltis dan untlabasis
Piroksin
hijau tua, hitam/ putih atau hijau
prismatik pendek, masif, membutir
5 - 6,5
2 arah saling tegak lurus
kilap kaca permukaan halus
penyusun batuan basaltis dan asesori pada batuan asam
Amfibol (hornblende)
hitam, coklat/ putih, hijau
prismatik panjang, menyerat, mem-butir
5 - 6
2 arah mem-bentuk sudut 120o
kilap kaca,permukaan halus
penyusun batuan intrusive, lava
Biotit
hitam, coklat/ putih, hijau
tabular, berlembar
2 - 3
satu arah
kilap kaca
penyusun batuan beku dalm dan luar yang kaya silika dan beberapa batuan metamorf
Alkali felspar
merah jambu, putih/putih
prismatik, tabular panjang, masif membutir
6 - 6,5
2 arah
kilap kaca/lemak
penyusun batuan beku asam dan batuan sedimen
Plagioklas
putih susu, abu-abu/putih
prismatik/tabular panjang, masif, membutir
6 - 6,5
3 arah
kilap kaca/lemak
penyusun batuan beku asam dan intermediet, metamorf, dan sedimen
Muskovit
putih, transparan
tabular, berlembar
2
1 arah
kilap kaca/mutiara
penyusun batuan beku asam, metamorf dan batuan sedimen

Kuarsa

tak berwarna, putih, abu/putih

tidak teratur, masif, membutir

7

tidak ada

kilap kaca/lemak

penyusun batuan beku asam
Kalsit
tak berwarna, putih/putih
rombohedral, masif, membutir
3
se,purna
membuih jika ditetesi HCl
penyusun katuan sedimen karbonat
Klorit
hijau
berlembar
2
sempurna
sempurna,
umum pd bat metamorf
Serisit
tak berwarna, putih
tabular, berlembar

sempurna
kilap kaca

Asbes
putih
menyerat
2

kilap lemah, tanah
terutama tersusun oleh antopilit
Garnet
coklat merah
poligonal, membutir
7 - 8
tidak ada
kilap kaca/mutiara
penyusun batuan beku dan metamorf
Halite
tak berwarna, putih, merah
kubus, masif, membutir
3
sempurna

sebagai garam evaporit
Gypsum
tak berwarna, putih
memapan, membutir, menyerat
2
sempurna
kilap tanah
lembar-lembar tipis terjadi dari evapotir
Anhidrit
putih, abu-abu, biru putih
masif, membutir

sempurna

umumnya evaporit
Sumber : Disarikan dari berbagai buku

TABEL 2.7. IDENTIFIKASI  MEGASKOPIS BATUAN BEKU


INTERMEDIET


TEKSTUR
ASAM
DOMINAN ORTOKLAS
DOMINAN PLAGIOKLAS
BASA
ULTRABASA
Fanerisitis
Granit
Syenit
Diorit
Gabro
Peridotit,
Serpentinit
Porfirittis
Mikrogranit
Mikrosyenit
Mikrodiorit
Dolerit

Afanitis
Riolit
Trakit
Andesit
Basalt







INDEKS WARNA
< 20
20 - 40
20 - 40
40 - 70
> 70
 KOMPOSISI 
 MINERAL
Sebagian besar orto-klas dan kuarsa, dan sedikit plagioklas,ser- ta  mika, augit, atau hornblende
Sebagian besar hornblende dan feldspar. Tipe yg lebih asam mengandung sedikit kuarsa atau mika. Tipe yang lebih basa mengandung sedikit augit dan leusit
Sebagian besar augit dan plagioklas, biasa-nya juga ditemukan olivin
Sedikit atau tidak ditemukan felspar, sering mengandung mineral tunggal
Sumber : Modifikasi dari Kirkaldy, 1976
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun