"Sebuah Catatan kecil yang masih perlu disempurnakan dalam rangka memenuhi laporan hasil Ekspedisi Perbukitan Menoreh Divisi Hidrologi Fakultas Geografi UGM"
Kecamatan kokap memiliki morfologi perbukitan denudasional didominasi dengan bukit-bukit yang mempunyai kemiringan lereng yang curam dengan proses erosi dan longsor yang berjalan dengan intensif. Satuan bentuklahan kecamatan kokap terdiri atas pegunungan denudasional berbatuan andesit terkikis kuat, perbukitan intrusi andesit, lereng kaki pegunungan denudasional berbatuan andesit, pegunungan denudasional berbatuan breksi terkikis kuat, perbukitan denudasional berbatuan breksi, lereng kaki rombakan berbatuan Clastic Limestone, dan dataran Alluvium. Daerah kokap sebelah utara didominasi oleh pegunungan denudasional dengan kemiringan lereng relative agak curam hingga curam. Sedangkan untuk bagian sebelah selatan didominasi lereng bergelombang hingga relative datar.
Kondisi fisik dari daerah kecamatan Kokap yang sebagian besar didominasi oleh perbukitan denudasional dengan tekstur tanah yang didominasi berupa lempung yang mempunyai sifat retak-retak ketika musim kemarau dan mampu menyerap air sebanyak-banyaknya ketika musim penghujan, memberikan sumber mata air bagi penduduk sekitar ketika musim penghujan tiba khususnya daerah sebelah utara dari Kecamatan Kokap dimana pada daerah ini penduduk cenderung kesulitan untuk mendapatkan akses sumber mata air.
Pengamatan tentang air tanah untuk daerah Kokap dibagi menjadi 2 wilayah yaitu wilayah utara dan selatan. Hal ini didasarkan pada pembagian satuan bentuklahan dimana untuk daerah utara didominasi oleh pegunungan dan perbukitan denudasional sedangkan untuk daerah selatan didominasi oleh daerah alluvium, lereng kaki pegunungan dan perbukitan denudasional. Dengan begitu, maka dapat diperoleh perbandingan tentang kondisi air tanah diantara kedua wilayah tersebut.
Kecamatan Kokap sebelah utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan denudasional dengan kemiringan lereng agak curam hingga curam dimana sebagian besar lahannya masih berupa hutan dengan sebagian besar penggunaan lahan berupa lahan pertanian dan pemukiman dan jumlah penduduk yang relative besar. Namun permasalahan yang dihadapi adalah kekurangan air ketika musim kemarau.
Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa untuk daerah Kokap sebelah utara tidak ditemukan sumur galian maupun sumur bor. Hal ini dikarenakan tinggi muka air tanah yang begitu dalam sehingga sulit untuk menemukan sumber air tanah diwilayah ini. Disamping itu bentuk morfologi dari daerah ini yang sebagian besar berupa perbukitan dan pegunungan menyebabkan begitu dalamnya akuifer dan sulit untuk diakses oleh penduduk. Sehingga pada saat musim kemarau tiba, penduduk cenderung kekurangan air. Penduduk hanya memanfaatkan sungai sebagai sumber air bagi mereka. Disamping itu juga memanfaatkan rembesan (seapage) yang banyak muncul sebagai mata air ketika musim penghujan tiba. Ketika musim penghujan debit rembesan air ini relative besar. Namun ketika musim kemarau cenderung tidak ada. Hanya sebagian kecil yang masih keluar dengan debit yang kecil. Disamping itu, ketika musim penghujan, penduduk juga memanfaatkan sungai intermitten yang mempunyai debit ketika musim penghujan dan kering ketika musim kemarau.
Pengamatan dilapangan juga menunjukkan ditemukan selang (pipa) yang digunakan penduduk untuk menyedot sumber air dari rembesan maupun sungai yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk sebagai sebuah metode bagi mereka untuk mempermudah dalam akses kebutuhan air. Air yang telah disalurkan tersebut kemudian ditampung pada bak penampungan dengan ukuran yang tidak begitu besar. Namun tidak semua sampel rumah yang didatangi mempunyai bak penampungan.
Hasil wawancara dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar yang kebutuhan airnya mengandalkan rembesan (seapage) sebagai mata air, merasa kekurangan air ketika musim penghujan. Tidak semua rembesan selalu mengalir setiap tahun pada musim kemarau. Ketika musim kemarau Hanya sebagian kecil yang mengalir dengan debit yang relative kecil. Dengan begitu, penggunaan air dimusim kemarau akan lebih irit jika dibandingkan dengan musim penghujan. Sedangkan bagi penduduk yang sumber air kering, Mereka harus mencari sumber air sekitar 1-2 km untuk mendapatkan sumber air.
Kecamatan kokap sebelah selatan merupakan daerah lereng tengah hingga lereng kaki dimana wilayahnya berada pada sekitar waduk sermo dimana tinggi muka air tanah tidak begitu dalam. Sehingga pada daerah ini banyak dijumpai sumur galian. Sebagian besar penduduk memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan terdapat penduduk yang hanya menggali sekitar 1 meter sudah menemukan sumber air. Hal itu menandakan bahwa akuifer di daerah ini cukup dangkal. hal ini mungkin dikarenakan pengaruh dari pembuatan Waduk Sermo. Ketika terdapat suatu ledokan yang terisi air, kemungkinan arah aliran air tanah akan menuju ke ledokan tersebut. Akibatnya tinggi muka air tanah akan naik.
Menurut hasil pengamatan dilapangan kemungkinan terdapat akuifer menggantung diamana terdapat warga yang mencoba untuk menggali sumur dengan tempat yang berbeda namun mempunyai tinggi muka air yang berbeda. Bahkan terdapat pula sumur yang tidak keluar airnya.
Selain menggunakan air tanah, penduduk juga memanfaatkan air PAM yang bersumber dari air waduk Sermo. Umunya penduduk yang menggunakan air PAM ini berasal dari keluarga yang mampu. Selain itu terdapat rumah warga yang sumurnya tidak dijumpai air sehingga memanfaatkan air PAM yang bersumber dari Waduk Sermo.
Menurut hasil wawancara dilapangan menunjukkan bahwa untuk daerah ini penduduk tidak kekurangan sumber air. Hal ini dikarenakan ketersediaan air didaerah ini cukup melipah dengan tinggi muka air tanah yang tidak begitu dalam. Disamping itu, juga ditemukan penduduk yang menggunakan air sumur dan air PAM. Jika air sumur mengering, maka penduduk akan menggunakan air dari PAM. Dan jika musim penghujan dan air sumur keluar, maka penduduk akan menggunakan air sumur.
crew surveyor |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon kritik dan saran yang membangun