google8e706b55941b4797.html More Than Geography: Kualitas Air dan Sedimentasi

Rabu, 21 September 2011

Kualitas Air dan Sedimentasi

Air adalah satu-satunya benda di atas bumi ini yang dalam kondisi sehari-hari dapat kita jumpai dalam 3 ujud sekaligus: cair (air), gas (uap air) dan padat (es). Air merupakan sumber kehidupan dan konon pula merupakan asal-muasal kehidupan itu sendiri di planet ini. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak akan habis karena air mengalami proses siklus hidrologi dimana jumlah air itu tetap sama. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu membutuhkan air untuk melaukan segala aktivitas seperti : minum, mandi, cuci dan lain-lain, bahkan air pun digunakan untuk keperluan industry sebagai bahan baku produk minuman. Penggunaan air dalamkehidupan sehari-hari menunjukan begitu pentingnya air tersebut bagi kehidupan, oleh karenanya kualitas air sangat dibutuhkan terutama pada air yang kita gunakan untuk melakukan segala aktivitas kita sehari-hari.


Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan  atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitas tetap pada kondisi alamiahnya Pelestarian kualitas air dilakukan pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu air.
Kualitas air sendiri memlki pengertian yang menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu  Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air tersebut menyangkut kualitas fisik, kualitas kimia, dan kualitas biologi. Kualitas fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kualitas kimia berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam dan residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa, dan warna air akan berubah. Sedangkan kualitas biologi berkaitan dengan kehadiran mikroba patogen, pencemar, dan penghasil toksin. Secara umum kualitas air berhubungan dengan kandungan bahan terlarut didalamnya. Tingkat kandungan dari bahan tersebut akan menentukan kelayakannya. Setiap mahluk hidup memerlukan kandungan bahan terlarut yang berbeda, sehingga kualitas airpun bersifat relatif bagi satu mahluk hidup ke mahluk hidup yang lain.
Berikut ini adalah table kandungan materi yang adapat menentukan kuaitas air :
Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Golongan A
Golongan B
Golongan C
Golongan D
FISIKA




1
Bau
-
-
-
-
-
2
Jumlah zat padat terlarut
Mg/L
1000
1000
1000
1000
3
Kekeruhan
Skala NTU
5



4
Rasa
-




5
Warna
Skala TCU
15



6
Suhu
oC
Suhu udara



7
Daya Hantar Listrik
Umhos/cm



2250







KIMIA anorganik




1
Air raksa
Mg/lt
0.001
0.001
0.002
0.005
2
Aluminium
Mg/lt
0.2
-


3
Arsen
Mg/lt
0.005
0.05
1
1
4
Barium
Mg/lt
1
1


5
Besi
Mg/lt
0.3
5


6
Florida
Mg/lt
0.5
1.5
1.5

7
Kadmium
Mg/lt
0.005
0.01
0.01
0.01
8
Kesadahan CaCO3
Mg/lt
500



9
Klorida
Mg/lt
250
600
0.003

10
Kromium valensi 6
Mg/lt
0.005
0.05
0.05
1
11
Mangan
Mg/lt
0.1
0.5

2
12
Natriun
Mg/lt
200


60
13
Nitrat sebagai N
Mg/lt
10
10


14
Nitrit sebagai N
Mg/lt
1.0
1
0.06

15
Perak
Mg/lt
0.05



16
.pH

6.5 - 8.5
5 - 9
6 – 9
5 – 9
17
Selenium
Mg/lt
0.01
0.01
0.05
0.05
18
Seng
Mg/lt
5
5
0.02
2
19
Sianida
Mg/lt
0.1
0.1
0.02

20
Sulfat
Mg/lt
400
400


21
Sulfida sebagao H2S
Mg/lt
0.05
0.1
0.002

22
Tembaga
Mg/lt
1.0
1
0.02
0.1
23
Timbal
Mg/lt
0.05
0.01
0.03
1
24
Oksigen terlarut (DO)
Mg/lt
-
>=6
>3

25
Nikel
Mg/lt
-


0.5
26
SAR (Sodium Absortion Ratio)
Mg/lt
-


1.5 – 2.5







Kimia Organik




1
Aldrin dan dieldrin
Mg/lt
0.0007
0.017


2
Benzona
Mg/lt
0.01



3
Benzo (a) Pyrene
Mg/lt
0.00001



4
Chlordane (total isomer)
Mg/lt
0.0003



5
Chlordane
Mg/lt
0.03
0.003


6
2,4 D
Mg/lt
0.10



7
DDT
Mg/lt
0.03
0.042
0.002

8
Detergent
Mg/lt
0.5



9
1,2 Dichloroethane
Mg/lt
0.01



10
1,1 Dichloroethane
Mg/lt
0.0003



11
Heptachlor heptachlor epoxide
Mg/lt
0.003
0.018


12
Hexachlorobenzene
Mg/lt
0.00001



13
Lindane
Mg/lt
0.004
0.056


14
Metoxychlor
Mg/lt
0.03
0.035


15
Pentachlorophenol
Mg/lt
0.01



16
Pestisida total
Mg/lt
0.1



17
2,4,6 Trichlorophenol
Mg/lt
0.01



18
Zat Organik (KMnO4)
Mg/lt
10



19
Endrin
Mg/lt
-
0.001
0.004

20
Fenol
Mg/lt
-
0.002
0.001

21
Karbon kloroform ekstrak
Mg/lt
-
0.05


22
Minyak dan lemak
Mg/lt
-
Nihil
1

23
Organofosfat dan carbanat
Mg/lt
-
0.1
0.1

24
PCD
Mg/lt
-
Nihil


25
Senyawa aktif biru metilen
Mg/lt
-
0.5
0.2

26
Toxaphene
Mg/lt
-
0.005


27
BHC
Mg/lt
-

0.21








Mikrobiologik




1
Koliform tinja
Jml/100ml
0
2000


2
Total koliform
Jml/100ml
3
10000









Radioaktivitas




1
Gross Alpha activity
Bq/L
0.1
0.1
0.1
0.1
2
Gross Beta activity
Bq/L
1.0
1.0
1.0
1.0








Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.


Pencemaran air merupakn salah satu sebab menurunnya kualitas air, dewsa ini pencemaran air yan terjadi di sungai disebabkan oleh adanya pembuangan limbah industry dan limbah rumah tangga yang dibuang di pabrik. Selain itu adanya penggunaan pestisida atau pupuk di areal persawahan membuat kualitas air di daerah sungai semakin menurun. Pencemaran air sungai yang dikarenakan oleh adanya pestisida atau pupuk yaitu karena adanya saluran irigasi dari sawah yang dibuang lagi ke sungai. Air dari sawah yang mengandung banya petisida atau pupuk terbawa olaeh arus saluran irigasi ke sungai sepanjang sawah. Lama kelamaan timbunan dari material yan terbawa oleh arus sungai akan mengendap lalu membentuk sedimentasi di daerah hilir sungai atau daerah-daerah lengkungan sungai yang akan mengakibatkan pendangkalan sungai. Proses tersebut dinamakan sedimentasi.
Sedimentasi sendiri menurut www.wikipedia.com adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.  Proses sedimentasi berlangsung perlahan dan terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak dari daratan masih terus terjadi. Proses sedimentasi berhenti atau berubah menjadi erosi bila suplai muatan sedimen berkurang karena pembangunan dam atau pengalihan alur sungai. Proses sedimentasi yang berlangsung lama (perlahan) dan continue atau berlanjut akan membawa akibat yang kurang baik terhadap sungai itu sendiri karena pada sungai tersebut akan terjadi proses pendangkalan maupun penyempitan area sungai. Hal ini terjadi karena endapan material yan dibawa oleh aliran air sungai lama kelamaan akan tertimbun di suatu lokasi yang menyebabkan lokasi tersebut mengalami sedimentasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun