google8e706b55941b4797.html More Than Geography: Intepretasi Kenampakan Fisiografi Berdasarkan Foto Udara

Senin, 30 Mei 2011

Intepretasi Kenampakan Fisiografi Berdasarkan Foto Udara


Pengenalan kenampakan relief permukaan bumi atau fisiografi merupakan landasan penting dalam kajian-kajian yang terkait dengan sumberdaya lahan. Pengamatan tentang aspek fisiografi menempati posisi yang penting dalam kajian-kajian geografi fisik (hidrologi, geomorfologi), geologi dan pertanian (tanah). Meskipun demikian observasi secara langsung dilapangan tidak selalu menghasilkan deskripsi yang akurat tentang relief medan yang dihadapi, karena terbatasnya jarak pandang manusia. Pengenalan kenampakan fisiografi kadang-kadang lebih efektif bila dilakukan dengan bantuan citra pengindraan jauh, karena citra mampu menampilkan susunan keruangan (spatial aragement) fenomena relief dengan lebih utuh dan kontekstual, artinya ada keterkaitan dengan fenomena lainya. Salah satu jenis citra yang sangat efektif dalam menyajikan kenampakan fisiografi adalah foto udara, karena dapat diamati secara streokopis.

Kenampakan fisiografi yang tergambar pada foto udara tidak selalu tepat menyajikan kenyataan dilapangan. Kekasaran relief yang tampak pada foto juga dipengaruhi oleh tingkat perbesaran vertical (vertical exaggeration). Perbesaran vertical terkait erat dengan rasio antara basis udara (B) dan tinggi terbang (H), atau sering dinyatakan dengan base-height ratio. Semakin besar base-height ratio, seamakin besar pula perbesaran vertikalnya, dan kenampakan relief yang tidak terlalu kasar akan menjadi semakin kasar, lereng0lereng menjadi semaki curam, dan lembah-lembah menjadi semakin dalam. Hal ini sangat membantu dalam observasi relief mikro suatu wilayah, namun dapat pula menyesatkan bila hasil dijadikan basis pemodelan untuk kajian lingkungan, misalnya pendugaan besarnya erosi atau kehilangan tanah.
Dalam melakukan Interpretasi satuan-satuan fisiografi, apalagi yang lebih spesifik seperti misalnya satuan batuan (litologi) dan bentuk lahan, unsure-unsur Interpretasi yang digunakan tidaklah persis sama dengan unsure-usur Interpretasi penutup lahan. Unsure rona/warna menjadi tidak penting, karena hal ini bersifat tidak konsisten untuk satu satuan fisiografi yang sama. Tekstur perlu diperhatikan, meskipun kadang-kadang kurang dominan. Aspek geometri yang perlu diperhatikan (dari bentuk, ukuran, dan bayangan/kesan ketinggian) ialah bayangan, karena hal ini mampu menonjolkan kesan relief yang ada. Pola, situs, dan asosiasi merupakan unsure-unsur paling penting untuk membedakan suatu kenampakan fisiografi dari kenampakan lainya.
Penarikan batas satuan-satuan biasanya dilakukan pada (a) perubahan kemiringan lereng secara umum, (b) perubahan pola aliran dan/atau kerapatan alur, dan (c) perubahan pola kesan ketiggian. Disamping itu, adanya pola penutup/penggunaan lahan kadang-kadang juga dapat membantu dalam membedakan batas satuan fisiografi, meskipun untuk beberapa wilayah yang telah di eksploitasi secara eksesif hal ini justru dapat menyesatkan.
Dalam klasifikasi fisiografi secara sederhana  (yang lebih tepat disebut sebagai klasifikasi relief), permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi bebeapa katagori, yaitu (setiap contoh di usahakan proporsional dengan yang lain) :
(a)    Dataran : kenampakan datar-landai, kemiringan kurang atau sama dengan 3 %.
(b)    Berombak : beda tinggi titik tertinggi dengan terendah kurang dari 50 meter, kemiringan 8-15%
(c)    Bergelombng : beda tinggi titik tertinggi dan terendah maksimal 100 meter, pengulangan cukup besar, kemiringan 8-15%.
(d)    Berbukit : kadang-kadang dirinci menjadi berbukit kecil, berbukit sedang, dan berbukit, kemiringan lebih dari 15%, beda tinggi titik tertinggi dan terendah kurag dari 300 meter.
(e)    Bergunung : kemiringan lebih dari 15%, beda tinggi titik tertinggi dan terendah lebih dari 300 meter.
Selain itu, ada pula klasifikasi lain, yang lebih mengarah pada klasifikasi bentklahan dan bentanglahan, yang sangat memperhatikan pola. Misalnya, adanya pola aliran radial sentfugal dapat ditafsirkan sebagai gunung api (volkan), apabila reliefnya bergunung. Contoh lain, pola berbukit kecil membulat seperti kubah dengan frekuensi pengulangan yang sangat tingi dan pola aliran yang tidak jelas (kadang-kadang ada aur sungai, tiba-tiba hilang/terputus) merupakan perbukitan karts.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun