google8e706b55941b4797.html More Than Geography: Intepretasi Streokopis Dengan Foto Udara

Senin, 30 Mei 2011

Intepretasi Streokopis Dengan Foto Udara


Foto udara mempunyai beberapa keunggulan bila di bandingkan dengan beberapa jenis citra lain, terutama dalam hal reolusi spasial dan kemampua pengamatan secara streokopis. Resolusi spasal foto udara secara seerhana dapat dihitung berdasarka rumus 1/40000  Penyebut skala. Jad kalau ada foto udara asli berukuran 1 : 30000 (skala yang telah dirancang sebelum pemotretan di lakukan, sehingga telah memperhitungkan jenis film yang sesuai), maka resolusi spasialnya adalah 1/40000  30.000 = 0,75 Meter.

Foto udara berwarna, baik yang di proleh pada spectrum pankromatik maupun yang di peroleh pada spectrum inframerah dkat, mempunai keunggulan dalam hal penyajian warnanya, sehingga obyek yang satu denga obyek yang lai apat dibeakan secara mdah pada pandangan pertama. Meskipun demikian biaya penadaan dan pemrosesan foto udara berwarna relative lebih mahal dari pada biaya untuk foto udara hitam putih. Oleh sebab itu ketersediaan foto udara di Indonesia lebih banyak yang berupa foto udara hitam putih di bandinkan foto udara berwarna. Secara lebih khusus, fot udara pankromatik hitam putih pada berbagai skala lebih mudah d jumpai dari pada foto udara Inframerah hitam putih.
Lepas dari keungulan dan keterbatasan foto udara pankromatik di bandingkan dengan foto udara foto udara Inframerah, semua jenis foto udara mempunyai keunggulan dalam hal penyajian kenampakan streokopis (tiga dimensi). Hal in dimungkinkan kareana foto udara di peroleh melalu pemotretan berurutan pada satu jalur terbang. Pertampalan (wilayah pada foto denga kenampakan yang sama, inteseksi atau overlap) antara dua foto hasil pemotretan yan berurutan pada satu jalur terbang disebut dengan endlap; sedangkan pertampalan antara dua foto pada dua jalur trbang yang bebeda di sebut dengan sidelap. Endlap optimum biasanya sekitar 60% dari luas liputan foto, sedangkan sidelap optimum adalah sekitar 15%. Kurang dari persentasi itu biasanya wilayah yang diamati secara tiga dimensi menjadi sangat terbatas, namun bila lebih dari itu (misalnya mecapai90% endlap) biaya pemotretan menjadi lebih mahal karena penulangan pemotretan menjadi berlebihan.
Karena kenampakan streokopis di bangun dengan adanya perbedaan posisi pemotretan ( sudut pandang) dan proyeksinya bersifat sentral maka pada setiap foto udara terdapat paralaks, pergeseran relief dan distorsi. Prinsip-prinsip perhitngan untuk ini terdapat dalam fotogrametri.secara praktis kenampakan medan yang kasar pada dua foto udara yang saling bertampalan akan berbeda ukuran, arah dan bentuknya, khususnya bila kenampakan tersebut terdapat pada baian tepi foto. Obyek yang terdapat pada lereng yang curam ‘menghadap’ kamea pada posisi satu (foto 1) akan tampak berbeda pada posisi 2 di sebelahnya apabila obyek ini tidak ‘menghadap’ kamera pada posisi 2. Di tambah dengan adanya pergeseran relief, perbedaan seperti in sangat bepengaruh terhadap pengamblan keputusan penafsir dalam menarik garis (deliniasi) batas-batas kenampakan obyek.
Penggunaan kamera dengan panjang focus yang kecil, atau bias disebut dengan sudut leba (wide angle), akan memperburuk distorsi yang terjadi. Kesulitan yang sangat parah sering di jumpai pada penggunaan pasangan foto yang meliputi lereng atas dan krucut volkan, yang di potret denga kamera sudut lebar. Pada pasangan foto ini, kenampakan arah igir dan lembah pada foto kiri dan kanan dapat benar-benar bertentangan, sehingga delineasi secara streokopis sulit di lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran yang membangun